Penulis
kitab ini adalah Syaikh Thaha bin Muhammad bin Futuh Al Baiquny, seorang Ahli
Hadits yang hidup sebelum tahun 1080 H atau 1669 M. Pengarang kitab
Fathul Qadir AL Mughits di dalam bidang hadits. Tidak ada hal lain yang
diketahui oleh para ulama tentang Syaikh Al Baiquny, bahkan mereka berselisih
tentang nama nya, sebagian mengatakan bahwa beliau bernama Thaha, sebagian lain
mengatakan bahwa namanya adalah ‘Umar.
Kitab
Matan Al Mandhzumah AL Baiquniyyah merupakan kitab dasar ilmu hadits yang
dirangkai dalam bait-bait syair yang berisi istilah dasar seputar pembagian
hadits dan macam-macam nya. Kitab ini sangat baik dijadikan pegangan awal
sebelum membaca kitab-kitab hadits yang lebih tinggi.
منظومة البيقونية
أَبْـدَأُ
بِالحَمْـدِ مُـصَلِّياً علـى * مُحَمَّــدٍ خَيْرِ نَبيِّ أُرْسِـلا
Aku memulai dengan memuji Allah dan bershalawat atas
Muhammad, nabi terbaik yang diutus
وَذي مـنْ أقسـامِ
الحَديثِ عِدَّهْ * وَكُـلُّ وَاحِـدٍ أَتَى وَعَـدَّهْ
أَوَّلُهَا
الصَّحِيحُ وَهُـوَ مَا اتَّصَـلّْ* إسْنَادُهُ وَلَمْ يَشُـذَّ أَوْ يُعَـلّْ
Pertama
hadits shahih yaitu yang bersambung sanad nya, tidak mengandung syadz dan
‘illat
يَرْويهِ عَدْلٌ
ضَـابِطٌ عَنْ مِثْلِـهِ * مُعْتَمَـدٌ فِي ضَبْطِهِ وَنَقْلِـهِ
Perawi
nya ‘adil dan dhabith yang meriwayatkan dari yang semisalnya (‘adil dan dhabith
juga) yang dapat dipercaya ke-dhabith-an dan periwayatan nya
وَالحَسَنُ
المَعْروفُ طُرْقـاً وَغدَتْ * رِجَالَهُ لا كَالصَّحِيحِ اشْتَهَرَتْ
(Kedua)
Hadits Hasan yaitu yang jalur periwayatannya ma’ruf.. akan tetapi perawinya
tidak semasyhur hadits shahih
وَكُلُّ مَا عَنْ
رُتْبَةِ الحُسْنِ قَصُـرْ * فَهُوَ الضَّعِيفُ وَهْوَ أَقْسَامَاً كَثُرْ
Setiap hadits yang lebih rendah dari derajat hadits hasan
adalah hadits (ketiga) Dhaif dan terbagi atas banyak bagian
وَمَـا أُضِيفَ
لِلنَّبي المَرْفُــوعُ * وَمَـا لِتَابِعٍ هُـوَ المَقْطُـوعُ
Hadits yang disandarkan kepada nabi adalah Hadis Marfu’,
dan yang disandarkan kepada Tabi’in adalah Hadits Maqthu’
والمُسْنَدُ
المُتَّصِلُ اْلإسْنَادِ مِــنْ * رَاوِيهِ حَتَّى المُصْطَفَى ولَمْ يَبِنْ
Hadits Musnad adalah yang bersambung sanadnya perawinya
sampai kepada nabi tanpa terputus
وَمَـا بِسَـمْعِ
كُلِّ رَاوٍ يَتَّصِـلْ * إسْنَادُهُ لِلْمُصْطَفَى فَالْمُتَّصِـلْ
Hadits yang setiap perawi nya mendengar satu sama lain
dan bersambung sanad nya sampai nabi maka disebut Al Muttashil (bersambung)
مُسَلْسَلٌ قُلْ
مَا عَلَى وَصْفٍ أَتَى * مِثْلُ أَمَا وَاللـهِ أَنْبَانِي الْفَتَـى
Hadits Musalsal adalah hadits yang dibawakan dengan
menyertakan sifat (yang selalu sama) seperti perkataan perawi “Ketahuilah, Demi
Allah telah memberitahuku seorang pemuda”
كَـذَاكَ قَـدْ
حَدَّثَنِيهِ قَائِمــا * أَوْ بَعْـدَ أَنْ حَدَّثَنِـي تَبَسَّـما
Begitu juga seperti “Si Fulan Telah bercerita kepadaku
sambil berdiri” atau “setelah bercerita kepadaku, ia tersenyum”
عَزِيزُ مَرْوِي
اثْنَينِ أَوْ ثَلاَثَــهْ * مَشْهُورُ مَرْوِي فَوْقَ مَـا ثَلاَثَهْ
Hadits ‘Aziz adalah hadits yang diriwayatkan oleh dua
atau tiga orang perawi sedangkan Hadits Masyhur diriwayatkan oleh lebih dari
tiga perawi
مُعَنْعَنٌ كَعَنْ
سَعِيدٍ عَـنْ كَـرَمْ * وَمُبْهَمٌ مَـا فيهِ رَاوٍ لَمْ يُسَـمّْ
Hadits Mu’an’an itu seperti perkataan perawi “dari
sa’id, dari Karom” dan Al Mubham itu hadits yang perawinya tidak diberi
nama
وَكُـلُّ مـَا
قَلَّتْ رِجَالُهُ عَـلاَ * وَضِـدُهُ ذَاكَ الَّذِي قَدْ نَـزَلاَ
Setiap hadits yang sedikit perawinya disebut hadits
‘Aaliy dan kebalikannya disebut hadits Naazil
وَمَا أَضَفْتَهُ
إِلى الأَصْحَـابِ مِنْ * قَوْلٍ وَفِعْلٍ فَهْوَ مَوْقُوفٌ زُكِنْ
Perkataan atau perbuatan yang kau sandarkan kepada
Sahabat adalah Hadits Mauquf
وَمُرْسَـلٌ مِنْهُ
الصَّحَابِيُّ سَقَطْ * وَقُلْ غَرِيبٌ مَا رَوَى رَاوٍ فَقَطْ
Hadits Mursal adalah hadits yang perawinya gugur di
tingkat Sahabat dan katakanlah Hadits Gharib itu hadits yang diriwayatkan oleh
seorang perawi saja
وَكُـلُّ مَا لَـمْ
يَتَّصِلْ بِحَـالِ * إِسْـنَادُهُ مُنْقَطِعُ اْلأوْصَـالِ
Setiap hadits yang tidak bersambung sanadnya disebut
Hadits Munqathi’
وَالمُعْضَلُ
السَّـاقِطُ مِنْهُ اثْنَـانِ * وَمَـا أَتَى مُدَلَّسـاً نَوْعَـانِ
Hadits Mu’dhal adalah hadits yang gugur pada sanadnya dua
rawi. Hadits yang ditadlis ada dua macam
الأَوَّلُ
الاسْـقَاطُ للشَّيْخِ وَأنْ * يَنْقُـلَ عَـمَّنْ فَوْقَهُ بِعَنْ وَأَنْ
Pertama, menggugurkan syaikhnya dan menukil dari perawi
di atas nya dengan kata ” dari (عَنْ) ” dan “bahwa (أَنَّ)”
وَالثَّانِ لا
يُسْـقِطُهُ لَكِنْ يَصِفْ * أَوْصَـافَهُ بِمَا بِـهِ لا يَنْعَـرِفْ
Kedua, tidak menggugurkan (syaikh) nya akan tetapi
mensifatinya dengan sifat yang tidak dikenal
وَمَا يُخَـالِفْ
ثِقَةٌ فِيـه المَـلا * فَالشَّاذُّ وَالمَقْلُوبُ قِسْمَانِ تَـلا
Hadits (tsiqah) yang menyelisihi hadits yang (lebih)
tsiqah disebut dengan Hadits Syadz. Hadits Maqlub ada dua jenis
إِبْـدَالُ رَاوٍ
مَا بِرَاوٍ قِسْــمُ * وَقَلْبُ إِسْـنَادٍ لِمَتْنٍ قِسْــمُ
Pertama, terganti (terbolak-balik) rawi yang satu dengan
yang lain. Kedua, terbolak-baliknya sanad matan tertentu dengan sanad matan
yang lain
وَالْفَـرْدُ مَا
قَيَّدْتَـهُ بِثِقَــةِ * أَوْ جَمْعٍ أَوْ قَصْرٍ عَلَى رِوَايَـةِ
Hadits Fard adalah hadits yang kau kaitkan dengan
periwayatan seorang yang tsiqah, atau periwayatan sebuah kelompok tertentu,
atau terbatas/dikhusukan pada riwayatnya saja
وَمَـا بِعِلَّةٍ
غُمُوضٍ أَوْ خَفَــا * مُـعَلَّلٌ عِنْدَهُـمُ قَـدْ عُرِفَـا
Hadits yang mengandung cacat yang samar atau tersembunyi
dikenal oleh Ahli Hadits dengan Hadits Mu’allal
وَذو اخْتِلافِ
سَـنَدٍ أَوْ مَتْـنِ * مُضْطَرِبٌ عِنْدَ أُهَـيْلِ الْفَـنِّ
Hadits yang sanad atau matannya berselilih (memiliki
perbedaan) menurut Ahli Hadits disebut Hadits Mudhtharib
وَالمُدْرَجَاتُ في
الحَدِيثِ مَا أَتَتْ * مِنْ بَعْضِ أَلْفَاظِ الرُّواةِ اتَّصَلَتْ
Hadits Mudraj yaitu hadits yang datang (ditambahkan) pada
(sanad atau matan) nya sebagian lafaz-lafaz perawi
وَمَا رَوَى كُلُّ
قَرِينٍ عَنْ أَخِـهْ * مُدَبَّجٌ فَاعْرِفْهُ حَقَـاً وَانْتَخِـهْ
Hadist yang diriwayatkan oleh setiap teman dari
saudaranya disebut Hadits Mudabbaj
مُتَّفِقٌ لَفْظـاً
وَخَطـاً مُتَّفِـقُ * وَضِدُّهُ فِيمَــا ذَكَرْنَا المُفْتَرِقْ
Kesesuaian lafaz dan tulisan (nama perawi) nya disebut
Muttafiq dan kebalikan dari yang kami sebutkan disebut Muftariq
مُؤتَلِفٌ
مُتَّفِقُ الخَطِّ فَقَـــطْ * وَضِدُّهُ مُخْتَلِفٌ فَاخْشَ الغَلَطْ
Mu’talif itu jika sesuai tulisan (nama perawi) nya saja
(tidak lafaznya) dan kebalikannya disebut Mukhtalif maka waspadailah kekeliruan
وَالمُنْكَرُ
الْفَرْدُ بِهِ رَاو غَــدَا * تَعْدِيلُهُ لا يَحْمِــلُ التَّفَـرُّدَا
Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh
seorang rawi yang tidak diterima ta’dil nya dalam keadaan menyendiri
مَتْرُوكُهُ مَا
وَاحِدٌ بِهِ انْفَــرَدْ * وَأَجْمَعُوا لِضَعْفِهِ فَهْوَ كَــرَدّْ
Hadits Matruk adalah hadits yang menyendiri perawinya dan
mereka (para ahli hadits) menyepakati Kedhaifan Rawi tersebut dan menolaknya
وَالكَــذِبُ
المُخْتَلَقُ المَصْنُوعُ * عَلَى النَّبِي فَــذَلِكَ المَوْضُوعُ
Hadits dusta yang dibuat-buat (dipalsukan) atas nama nabi
maka itulah Hadits Maudhu’
وَقَــدْ أَتَتْ
كَالجَوْهَرِ المَكْنُونِ * سَــمَّـيْتُهَا مَنْظُومَةَ البَيْقُونِي
Sungguh nadzham ini seperti Al Jauhar Al Maknun yang ku
beri nama Mandzhumah Al Baiquuniyah
فَـــوْقَ
الثَّلاثِينَ بِأَرْبَعٍ أَتَتْ * أَبْيَاتُهـــَا ثُمَّ بِخَيرٍخُـتِمَتْ
Datang dengan 34 bait kemudian ditutup dengan baik
Ya di SyumilaNU
referensi dakwah para kyai, ustadz dan santri
www.as-salafiyyah.blogspot.com
www.refdak.wordpress.com
Pilihan
Doakuilzam
1.
اللهم إني
أسألك فعل الخيرات وترك المنكرات وحب المساكين ، وأن تغفر لي وترحمني ، وإذا أردت
فتنة في قوم فتوفني غير مفتون ، اللهم أسألك حبك وحب من يحبك وحب عمل يقربني إلى
حبك.
2.
اللهم إني
أعوذ بك من علم لا ينفع ومن قلب لايخشع ومن دعاء لا يسمع ومن نفس لا تشبع اللهم
إني أعوذ بك من هؤلاء الأربع
3.
اللهم اغفرلي
مالايعلمون ولاتؤاخذني بما يقولون واجعلني خيرا مما يظنون
4.
اللهم أسلمت نفسي
إليك ، وفوضت أمري إليك ، ووجهت وجهي إليك ، وألجأت ظهري إليك ، رغبة ورهبة إليك لا
ملجأ ولا منجا إلا إليك ، آمنت بكتابك الذي أنزلت وبنبيك الذي أرسلت
Tidak ada komentar:
Posting Komentar