Selasa, 25 November 2014

JUAL BELI BERANTING DENGAN MENJANJIKAN BONUS



HASIL BAHTSUL MASAIL TERBATAS PWNU JAWA TIMUR
DI PP. HIDAYATUT TULLAB PETOK SEMEN KEDIRI
SABTU, 6 JULI 2002

PEMBELIAN BARANG DIIKUTI PENCARIAN CALON PEMBELI BARU SECARA BERANTING DENGAN MENJANJIKAN BONUS TERTENTU

PENGANTAR
            Dengn dalil untuk menekan beaya promosi, perusahaan penjual barang menawarkan dengan harta tertentu, dan kepada pembeli terdahulu diberikan peluang mencari calon pembeli baru denan dijanjian bonus keuntungan tertentu. Betapa harga yang terpasang jauh lebih mahal dari harga di pasaran , namun pembeli bersemangat membelinya karena rangsangan bonus yang menggiurkan sekira berhasil mendapatkan calon pembeli baru. Praktek jual beli seperti itu antara lain:
  1. Penawaran emas dengan cara indent (pesanan) dengan pembayaran tunai seharga Rp. 8.500.000.- (delapan juta limaratus ribu rupiah). Penyerahan emas yang dipesan terjadi antara 1-2 bulan kemudian. Batangan emas sesuai bentuk pemesanan apabila dijual ke pasar bebas hanya laku sekitar Rp. 3.000.000.- (tiga juta rupiah). Pembeli berani menempuh cara beresiko itu karena ia berharap keuntungan besar melebihi uang tunai yang diserahkan sekira ia berhasil mendapatkan sejumlah pembeli baru (sembilan orang ke atas). Demikian pula pembeli kedua dan setorannya secara beranting. Cara seperti itu antara lain dipraktekkan oleh PT. Gold Quest. Lebih parah lagi ang dilakukan oleh Probes karena bukti emas yang ditawarkan tidak ada wujudnya.
  2. Penawaran komditas tertentu lengkap harga terpasang. Apabila pembeli bisa mendapatkan sejumlah pembeli baru, maka pembeli pertama berhak menerima bonus keuntungan berlipat. Demikian seterusnya secara beranting. Sebagian cara tersebut merupakan bentuk penjualan dari system “multi level marketing (MLM)”, seperti diselenggarakan oleh Rich Express dan lain-lain.

TINJAUAN HUKUM ISLAM
            Kedua praktek jual beli tersebut di atas berindikasi kuat melanggar norma syariat Islam bila ditinjau dari data-data sebagai berikut :
  1. Emas logam mulia atau berbentuk perhiasan tergolong “maal ribawi”. Bila hendak dilakukan jual beli harus berlangsung secara tunai (yadan bi yadin), artinya saat pembayaran arus diikuti dengan penyerahan barangnya. Dalam Islam dilarang terjadi penjualan emas yang pembayaranya dihutang. Dengan demikian pembelian emas dengan cara indent atau pemesanan yang dikelola oleh PT. Gold Quest dan lain-lain status hukumnya “haram”, karena penyerahan emasnya terjadi dalam tempo 1-2 bulan kemudian.
DASAR HUKUM
SHOHIH MUSLIM JUZ 8 HAL 259
SUNAN NASA’I JUZ 14 HAL 118

عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلًا بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الْأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ

IS’ADURROFIQ (SARH SULAM TAUFIQ) JUZ 1 HAL 134

فعلم مِمَّا تقرَّر أَنَّهُ يَحْرُمُ بَيْعُ اَحَد النَّقْدَيْنِ اى مُؤَجَّلاً وَلَو بِلَحظَةٍ أَو بِغَيْرِ تَقَابُضٍ فى المَجْلِسِ أَوْ بِجِنْسِهِ كَذَلِكَ اى نَسِيئَة أَو بِغَيْرِ تَقَابُضٍ فِى المَجْلِسِ

AL MAJ’MU’ SARH AL MUHADZAB JUZ 9 HAL 403

قال المصنف رحمه الله * (فاما يحرم فيه الربا فينظر فيه فان باعه بجنسه حرم فيه التفاضل والنساء والتفرق قبل التقابض


  1. Jual beli diikat dengan persyaratan yang dibebankan kepada pembeli, yaitu mencari calon pembeli baru sejumlah orang tertentu. Perlekatan syarat tersebut yang bertarap majhul justeru menjadikan aqad (transaksi) jual belinya dinyatakan fasid (rusak). Factor penyebab kefasidan aqad karena syarat tersebut tidak merupakan sesuatu yang umum dibudayakan masyarakat, bukan konsekwensi yuridis dari aqad dan tidak emberi nilai tambah bagi kemaslahatan transaksinya. Oleh karena status aqadnya fasid, maka penguasaan bendanya menjadi haram.
DASAR HUKUM
AL MUWATTA’ JUZ 4 HAL 287
عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُتْبَةَ بْنِ مَسْعُودٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعَودٍ ابْتَاعَ جَارِيَةً مِنْ امْرَأَتِهِ زَيْنَبَ الثَّقَفِيَّةِ وَاشْتَرَطَتْ عَلَيْهِ أَنَّكَ إِنْ بِعْتَهَا فَهِيَ لِي بِالثَّمَنِ الَّذِي تَبِيعُهَا بِهِ فَسَأَلَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ عَنْ ذَلِكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ لَا تَقْرَبْهَا وَفِيهَا شَرْطٌ لِأَحَدٍ

AL MAJMU SARH AL MUHADZAB JUZ 9 HAL 367

قال الصمنف رحمه الله * (فان شرط ما سوى ذلك من الشروط التى تنافى مقتضى البيع بان عبدا بشرط أن لا يبيعه أو لا يعتقه أو باع دارا بشرط أن يسكنها مدة أو ثوبا بشرط أن يخيطه له أو فلعة بشرط أن يحذوها له بطل البيع لما روى عن النبي صلى الله عليه وسلم (أنه نهى عن بيع وشرط) وروى (أن عبد الله ابن مسعود اشترى جارية من امرأته زينب الثقفية وشرطت عليه أنك ان بعتها فهى لى بالثمن فاستفتى عبد الله عمر رضى الله عنهما فقال لا تقربها وفيها شرط لاحد) وروى أن عبد الله اشترى جارية واشترط خدمتها فقال له عمر رضى الله عنه لا تقربها وفيها مثنوية ولانه شرط لم يبن على التغليب ولا هو من مقتضى العقد ولا من مصلحته فأفسد العقد

  1. Usaha mendapatkan calon pembeli baru secara berantai telah menciptakan kondisi ketidakjelasan siapakah penanggungjawab sebagai pemilik sah komoditas yang ditawarkan atau pihak penerima kuas hukumnya. Kondisi tersebut menjadikan rancu dan ketidakpastian sekira terjadi claim, kepada siapa gugatan itu harus ditujukan. Keadaan tersebut meniadakan hukum keabsahan jual beli karena subyek penjual sebagai sendi hukum (arkan al-bai) atau penerima mandat wakalah tidak jelas.
  2. Harga terpasang untuk komoditas (emas/benda lain) yang ditawarkan tidak sebanding harga komoditas serupa di pasar bebas. Kesenjangan harga tersebut mengindikasikan sulit terbentuk suasana keridlaan (al taradhi) antara kedua belah pihak. Berhubung keridhaan itu menjadi asas huum sahnya aqad jual beli, maka factor kesenjangan harga berpeluang besar terhadap kerugian sepihak yang dipaksakan dan berbau ghurur.

DASAR HUKUM

عَن عَبْدُ اللهِ بن عمرو بن العاص قال: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لاَيَحِلُّ سَلَف وَبَيْعٌ وَلاَشَرْطَانِ فِى بَيْع وَلاَ رِبْحَ مَالمَ تَضمن وَلاَ بَيْع مَا لَيْسَ عِنْدَكَ . أخْرجَهُ أبو دَاود 3504  وَالترمذى والنسائى وابن ماجه وَقَالَ الترمذى حسن صحيح.

AL FIQH AL ISLAM WA ADILLATUH JUZ 4 HAL 152
وَقَالَ الشَّافِعيةُ فى الأصح: لاَيَصِحُّ تَعْلِيْقُ الوَكَالَةِ بِشَرْطٍ مِنْ صِفَةٍ أِوْ وَقْتٍ, مثل إِنْ قَدمَ زَيْدٌ أَو رأس شَهر فَقَدْ وَكَلْتُكَ كَذَا, لِمَا فِى التَعْلِيْقِ من غرر (اى احتمال)
AL FIQH AL ISLAM WA ADILLATUH JUZ 4 HAL 95
وَإِنَّمَا يَصِحّ بِكُلِّ مَا يَدُلُّ عَلَى الرِّضَا المتبدل بِحَسَبِ اعراف النَّاسِ وَعَادَاتهم, لأنَّ الأَصْلَ فِى العُقُودِ هُو الرِّضَا لِقَولِهِ تَعَالَى إِلاَّ أَنْ تَكُونَ تِجَارَة عَن تَرَاضٍ مِنْكُم وَقَولُهُ عَلَيْهِ الصَّلاةُ وَالسَّلاَمِ إِنَّمَ البَيْعُ عَنْ تَرَاضٍ

  1. Bonus yang dijanjikan apabila dapat menjaring sejumlah calon pembeli baru cenderung sebagai riba, bukan keuntungan dari ba’i murabahah dan sebagainya. Dengan demikian status hukum bonus itu haram diterima.

DASAR HUKUM

AL FIQH AL ISLAM WA ADILLATUH JUZ 4 HAL 706
4- الا يترتب على المرابحة فى اموال الربا وجود الربا بالنسبة للثمن الأول, كأن يشتري المكيل او الموزون بجنسهِ مثلا بمثل, فلايجوز له ان يبيعه مرابحة لأن المرابحةَ بيع بالثمن الأول وزيادة, وللزيادة فى أموال الربا ربا لاربحًا


Berdasar tinjauan dari segi norma syariat Islam tersebut, maka Pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyatakan bahwa status jual beli emas versi Gold Quest yang menerapkan system mencari calon pembeli baru secara berantai, hukumnya haram. Demikian pula jual beli komoditas lain yang menerapkan pencarian calon pembeli baru secara berantai, hukumnya haram.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar